Saturday, July 2, 2011
BINTANG GEMINTANG DIHATIKU
Jangan pernah berpikir menggapai bintang gemintang itu mustahil. Karna ia ditakdirkan untuk singgah dihati. Bintang gemintang itu ikut berdetak bersama jantung. Ikut hidup dan bernafas bersama denyut nadi. Bintang gemintang yang dapat memancarkan binar-binar sejuta watt. Yang dapat memberi ruh dalam senyuman menjadi sejuta kali lebih berarti. yang dapat mebuat hidup lebih hidup.
JANGAN PERNAH MEREMEHKAN!, KARENA TUHAN begitu mengagungkannya. Bagaimana tidak? Bintang gemintang itu bisa menjadikan suatu pasukan kokoh berkali-kali lipat daripada sebelumnya. sebuah rasi menunjukiku, kemasa lampau, di masa sahabat. Dua pasukan kekuatan besar berhadapan. Medan yang disadarii betul oleh masing-masing pasukan itu. Ketika mereka berada disana, berarti mereka juga harus sedia untuk menerima sabetan pedang. Terpotong tangannya, terpotong kakinya. Hilang jari-jemarinya. Rompal gig-giginya atau tertebas batang lehernya. Itulah yang dialami pasukan kaum muslimin yang sedang terkepung antara pasukan kafir dan sebuah sungai. Panglima perang kaum muslimin menyuruh untuk menyebrang sungai itu. Nah disaat itulah bintang gemintang itu muncul, dan menyilaukan kekuatan lawan.
Kala itu ada seorang pasukan yang tempat minumnya jatuh kesungai. Lantas orang itu berteriak-teriak untuk berseru: ‘tempat minumku..,! tempat minumku’ serta merta orang disebelahnya berteriak “tempat minumku-tempat minumku’ tangannya tampak sibuk menggapai-gapai air, mencari tempat minum itu. Seolah-olah tempat minum yang hilang itu adalah miliknya. laksana aliran listrik, rasa kehilangan itu merembet dari satu orang ke orang lainnya.Seseorang yang disebelahnya lagipun ikut berteriak-teriak “tempat minumku-tempat minumku” dan berusaha mencari. Begitu juga dengan orang yang disebelahnya dan disebelahnya lagi, terus mnerus. Hingga seluruh pasukan ikut mencari.
Peristiwa itu menggoyahkan kekuatan lawan. Mereka begitu takjub. Betapa sholidnya pasukan ini. “ kehilangan salah satu tempat minum milik seorang pasukan saja bisa membuat geger seperti itu, bagaimana jika satu orang dari pasukan itu tertebas lehernya? Begitulah pikiran pasukan kafir. Dari kemilau bintang gemitang itulah pasukan kaum kufar dapat dipukul mundur.
Gugusan bintang gemintang menghiasi langit itu bercerita dengan indah. Bercerita bagaimana ‘so sweet’ nya kaum anshar membagi-bagikan hartanya sama rata pada kaum muhajirin. Bercerita bagaimana indahnya merelakan sesorang yang dicintai atas nama kebenaran. begitu juga dengan cerita indah tentang orang-orang yang merelakan nyawanya karena mengutamakan saudaranya. Tuhan menyebutkan jutaan bintang gemintang itu dengan satu kata sederhana, namanya UKHUWAH. atas nama islam Allah mempersaudarakan kaum muslimin.
"Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara. (QS: Al-Hujurat: 10). tidak cukup sampai disitu.
ALLAH dan rosulnya begitu memuliakan bintang gemintang itu sebagaiamana yang tercantum dalam sebuah hadist: Perumpamaan seorang mukmin dengan mukmin lainnya dalam kelembutan dan kasih sayang, bagaikan satu tubuh. Jika ada bagian tubuh yang merasa sakit, maka seluruh bagian tubuh lainnya turut merasakannya." (HR. Imam Muslim)
Begitu indah bukan? Jadi jangan biarkan bintang gemintang itu redup, apapun yang terjadi. Saat saudaramu begitu menyebalkan. Saat ia menghilangkan bukumu, saat ia lupa menepati janji. saat terlibat perdebatan sengit. Atau ketika mereka tanpa sadar mengeluarkan kata-kata yang menyakiti hatimu. Karena bintang gemintang itu jauh lebih berharga. Hingga Tuhan tidak membolehkan perasaan benci meredupkan bintang gemintang itu, seperti sabda Nabi: jangan saling membenci, jangan saling mendengki, dan janganlah saling
membelakangi, jadilah kalian hamba Allah yang bersaudara, dan tidak
halal bagi seorang muslim untuk mendiamkan saudaranya lebih dari tiga
malam (hari) (HR al-Bukhari).
Ketika bintang gemintang itu mulai redup, ingatlah tentang kisah sederhana ini. tentang sahabat Rosululloh yang amalanya biasa saja tetapi ia bisa meraih syurga . dengan rahasia yang ia katakan: “Setiap kali mau tidur saya selalu memaafkan dan mendoakan orang-orang yang menyakiti saya ketika disiang hari” dan ingatlah tentang penduduk-penduduk langit yang ikut mendoakanmu. Yaitu ketika saudaramu tidak tahu, jika saat itu kau lantunkan doa untuknya. maka malaikat-malaikat dilangit ikut mendoakanmu pada Tuhan: “semoga juga untukmu” indah bukan?
Ya, Allah bantulah aku untuk menjaring bintang gemintang dihatiku. Hingga ia berkilau indah.
Di sekitar ArsyNya ada menara-menara dari cahaya, di dalamnya ada orang-orang yang pakaiannya dari cahaya, wajah-wajah mereka pun bercahaya. Mereka bukan para nabi dan syuhada, hingga para nabi dan syuhada pun iri kepada mereka, ketika para sahabat bertanya, Rasulullah menjawab: “Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai karena Allah, saling bersahabat karena Allah dan saling berkunjung karena Allah (HR Tirmidzi)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment